Jumat, 15 Maret 2013

Nonton Pentas Drama Tari Jathilan di Puro Pakualaman

Hari minggu (10/03/13) dari perjalanan Magelang menuju rumah di Jogja saya melewati Jalan Sultan Agung sampai di dekat daerah Pakualaman perjalanan sedikit macet, padahal biasanya lancar terkendali. Sambil clingak-clinguk saya mencari tahu penyebabnya ternyata ada atraksi kesenian, saya baca papan baliho di depan gapura masuk Puro Pakualaman.
Tertarik dengan acaranya saya pun mampir, karena tidak terlalu padat seperti grebeg, motor pun bisa masuk ke areal Puro Pakualaman atau Sewondanan. Acara Atraksi Kesenian ini di gelar oleh Dinas Pariwisata Yogyakarta.
Kegiatan tersebut akan digelar 2 kali dalam sebulan yakni minggu ke 2 dan minggu ke 4 pada hari Minggu jam 15.00-17.30 WIB. Beberapa kesenian akan ditampilkan antara lain: Musik Campursari, Kesenian Reog, Kesenian Jathilan dan Kesenian Tari.

Pada saat saya datang kelompok kesenian yang tampil adalah kelompok seni budaya Crazy Horse atau Kreasi Seni Himpunan Anak Seni ini berasal dari Dukuh Jomegatan Ngestiharjo, Kasihan Bantul.
Drama tari diawali dengan tari kuda kepang dari enam anggota putra dan empat anggota putri kelompok Crazy Horse yang melambangkan prajurit kuda perang . Setelah itu tampil di hadapan penonton dua tokoh penthul dan tembem yang menghibur penonton dengan  tingkah polah yang lucu.
Kemudian kelompok Crazy Horse menghadirkan beberapa penari pria yang menari dengan menggunakan kuda kepang tapi berbentuk hewan-hewan liar di hutan seperti badak, harimau dll. Lalu para penari kuda kepang muncul kembali  dan menari bersama.
Dua kelompok penari dengan  bentuk kuda kepang berbeda itu menari bersama-sama dengan ditingkahi beberapa anggota Crazy Horse yang melakukan gerakan-gerakan akrobat merespon tarian kombinasi dari para penari kuda kepang.

Kurang lebih dua jam kelompok Crazy Horse menghibur penonton yang melingkari arena pertunjukkan, di bagian akhir para pemain masuk bergabung dan menari bersama.
Diharapkan acara ini mampu memberi hiburan dan  menarik masyarakat atau wisatawan untuk menyaksikan, sekaligus mempromosikan Puro Pakualaman sebagai salah satu destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi serta memberi peran  kepada  para pelaku seni & budaya agar tetap bertahan.
Bagi yang belum nonton masih ada kesempatan untuk menyaksikan di minggu ke 2 atau ke 4 setiap bulannya.

8 komentar:

  1. ini acaranya diadain tiap hari Minggu pada minggu ke-2 dan ke-4 ya mas?

    BalasHapus
  2. kebudayaan yg semakin hilang ditelan modernitas. perlu dilestarikan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. modernitas harusnya seiring dengan kelestarian budaya

      Hapus
  3. acara seperti ini, lebih di hargai oleh orang luar dibanding orang kita sendiri, entah karena kurang menarik atau tidak tahu makna'a, entahlah, tp yang jelas acara seperti ini harus tetap ada dan di lestarikan

    BalasHapus
    Balasan
    1. pemahaman yang kurang atau rasa memilikinya yang kurang ya mas.harus tetap dilestarikan

      Hapus
  4. mantap ini mas, ikut nimbrung donk

    BalasHapus
    Balasan
    1. silahkan mas, tapi gak da suguhannya hehehe....

      Hapus