Kamis, 28 Juli 2011

Luweng Sampang part 2

Tempat ini dulu pernah saya kunjungi di bulan September tahun 2010 tapi pada saat  musim hujan, dan sekarang saya berkunjung lagi pada musim kemarau. Luweng ini di beri nama Sampang karena diambil dari nama daerah di mana luweng ini berada yaitu di Desa Sampang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Yang membuat saya tertarik datang lagi ke tempat ini karena tekstur batu yang berbeda dari kebanyakan batu yang saya lihat. Tekstur batu-batu di Luweng Sampang ini seperti grand canyon di Amerika, yang membedakan hanya warna batunya. Di bawah ini beberapa foto yang berhasil saya abadikan.





 

Rabu, 27 Juli 2011

Sepeda Ria

Foto ini saya ambil di daerah  Wedi, Klaten, Jawa Tengah yang berbatasan dengan daearah Kabupaten Gunung Kidul, awalnya saya mau menuju Desa Sampang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, kemudian
motor terhenti karena mata tergoda oleh pemandangan yang jarang saya temui di kota besar dan kesempatan langka ini tidak saya sia-siakan, selain dapat mengabadikan alam sekaligus dapat bonus cuci motor mata.
Ketika asyik jeprat-jepret  dari arah belakang terlihat bocah-bocah sedang asyik bersepeda ria jenaka dengan santai, ada yang memakai sepeda onta, sepeda BMX, atau pun sepeda gunung. Langsung saja saya mengambil posisi untuk mendapatkan foto yang terbaik.
Setelah mereka lewat, saya melanjutkan jepret-jepret kamera masih di sekitar tempat ini, kurang lebih ada seperempat jam saya di lokasi ini, dari arah berlawanan kumpulan bocah-bocah bersepeda yang tadi saya potret lewat lagi. Akhirnya saya hajar abadikan juga dengan background yang berbeda.
Ternyata mereka sedang bersepeda ria sambil menikmati alam pedesaan yang  hijau dan asri.

Selasa, 12 Juli 2011

Motret di Acara SIPA 2011

Berawal dari ajakan teman di kantor untuk melihat event Internasional yaitu SIPA (Solo International Performing Arts) 2011.
Event SIPA diadakan setahun sekali dan sudah berlangsung tiga kali yaitu dari tahun 2009. SIPA 2011 akan diselenggarakan pada tanggal 1-3 Juli 2011 di Pamedan Istana Mangkunegaran Solo. Tema yang diankat adalah Topeng. Bayangkan segala kehidupan yang ada di balik seni topeng. Tentang daya hidup keseniannya. Tentang beragam kultur dari masyarakat pendukungnya.

Tentang Pamedan Pura Mangkunegaran
Kawasan ini memiliki nilai heritage yang tinggi seiring dengan sejarah perkembangan kadipaten Mangkunegaran yang didirikan oleh Pangeran Sambernyawa pada bulan Maret 1757. Di luar itu letaknya juga strategis karena berada di tengah kota.
Selain itu mengingat Pura Mangkunegaran sebagai salah satu tempat bersejarah maka diharapkan dapat sekaligus mempromosikan Pura Mangkunegaran kepada dunia.

Karena keterbatasan waktu, saya tidak bisa mengikuti seluruh rangkaian acara yang berlangsung tiga hari. Saya datang hanya pada hari pertama. Hari pertama diikuti 6 delegasi. Karena bukan undangan, jadi hanya bisa menonton dari pinggir agak jauh dari panggung utama, jadi mohon maaf kalau foto-fotonya kurang bagus.
Delegasi yang mengisi pada pembukaan SIPA 2011 antara lain
Didik Nini Thowok – Yogyakarta
Hahoe Pyolshin-Gut T’al-nori – Korea

Daya Presta – Jakarta

Sanggar Seni Al- Ashri – Makasar 
Janis Brenner  – USA
Kelompok Satu Sanggar Sape’- Pontianak

Senin, 11 Juli 2011

Suatu Sore di Embung Tambakboyo

Embung Tambakboyo adalah nama Bendungan air yang terletak di Dusun Tambakboyo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Embung dalam bahasa Indonesia berarti waduk sedangkan Tambakboyo adalah nama daerah dimana waduk itu berada. Untuk menuju lokasi Embung Tambakboyo dari perempatan Ring Road UPN Yogyakarta menuju arah utara kurang lebih 1,5 kilometer. Di sana akan terlihat papan penunjuk lokasi.
Embung Tambakboyo mempertemukan tiga desa yakni desa Condongcatur dan Maguwoharjo di wilayah kecamatan Depok, serta desa Wedomartani di wilayah kecamatan Ngemplak.
Sedang luas genangan air 7,8 hektar. Untuk tiket masuk tidak ada, pengunjung hanya dikenakan biaya retribusi untuk mobil Rp 2.000 dan sepeda motor Rp 1.000. Sumber air dari Embung Tambakboyo berasal dari sungai Tambak Bayan dan sungai Buntung.

Selain sebagai tempat wisata air di Embung Tambakboyo juga bisa di jadikan tempat alternatif memancing yang murah meriah, ikan yang tersedia antara lain ikan kotes, ikan wader, dan ikan nila.
Suasana di sekitar Embung Tambakboyo juga masih sangat asri di dukung hijaunya tumbuhan yang mengelilingi embung ini. Jika anda datang di Embung Tambakboyo, anda bisa menikmati view Gunung Merapi dari sini. 
Menjelang sore ditempat ini akan dipenuhi oleh orang-orang yang akan melakukan aktivitas di sore hari seperti lari sore, sepeda santai, atau muda-mudi yang ingin menghabiskan waktu berduaan bersama pasangannya.
Yang tidak kalah menarik di Embung Tambakboyo jika cuaca sore hari cerah adalah, anda dapat menikmati matahari tenggelam dari atas bukit di sisi timur.
Semoga bisa dinikmati para pembaca dan sahabat-sahabat  blog rumputilalang.

Rabu, 06 Juli 2011

Tiga Jepret Buat Pembawa Gerabah

Cukup tiga jepretan untuk bapak pembawal gerabah ini.
Kejadian ini saya alami di daerah Prambanan, tepatnya sebelah selatan pasar Prambanan, Yogyakarta. Pada waktu itu saya perjalanan pulang dari Klaten ke arah Yogyakarta, sebelum lampu merah Prambanan saya melihat orang membawa gerabah yang begitu banyak dengan menggunakan sepeda. Naluri fotografi saya langsung bereaksi. Tetapi karena kamera tidak siap ditangan, karena saya harus mengambilnya dari dalam tas maka moment yang ditunggu terlewatkan. Akhinya saya mendahului bapak itu dengan maksud menanti di depannya agar bisa siap-siap dalam mengambil gambar. Saat yang ditunggu akhirnya tiba, dari kejauhan bapak itu sudah terlihat dan jepret....jepret....jepret...


Yah.... cukup tiga jepretan saja, saya tidak tega untuk melanjutkan memotet bapak itu lebih banyak. Ada rasa bersalah di diri saya karena memanfaatkan situasi dimana bapak itu dengan bercucuran keringat mengayuh sepeda dengan beban yang lumayan berat, sedangkan saya dengan enaknya mengambil gambar tanpa ijin. Maaf ya pak hehehehe....

Gereja Katolik St. Petrus & Paulus, Minomartani, Yogyakarta

Ini adalah misi saya yang pertama untuk mengabadikan gereja -gereja yang ada di Indonesia , dan untuk skala kecil saya mulai untuk wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah dahulu. Dan gereja yang pertama saya abadikan adalah Gereja Katolik St. Petrus & Paulus, Minomartani, yang beralamat di Jl. Bandeng II/ 23, Perum Minomartani, Yogyakarta 55581. Puji Tuhan pada waktu mengabadikan gereja ini langit begitu cerah, sekali lagi terima kasih Tuhan karena telah kau perkenankan mengabadikan 'rumahmu'.
Gereja Katolik St. Petrus & Paulus Minomartani diresmikan oleh KH. Munawir Sadzali, menteri agama, dan diberkati oleh Uskup Agung Semarang Mgr. Darmaatmaja SJ pada tanggal 29 Juni 1992.
Visi dan Misi dari Gereja Katolik St. Petrus & Paulus Minomartani adalah sebagai berikut :
  1. Visi : Terciptanya paguyuban pengikut Kristus yang mewujudkan cintakasih yang penuh, terbuka dan memerdekakan.

  1. Misi :
    1. Menumbuhkan budaya kasih dalam keluarga sebagai komunitas iman yang paling dasar
    2. Menciptakan iklim yang mendukung perkembangan anak, remaja, dan kaum muda sebagai masa depan gereja.
    3. Memperdalam iman dan meningkatkan keterlibatan umat dalam kegiatan gerejawi
    4. Menciptakan persekutuan komunitas kasih persaudaraan.
    5. Siap bekerjasama dan tanggap untuk melayani masyarakat terutama yang kecil, lemah miskin, dan tersingkir.
Untuk pengelompokkan umat di Gereja Katolik St. Petrus & Paulus Minomartani terdiri dari empat belas lingkungan, yaitu :
  1. Lingkungan Snto Antonius
  2. Lingkungan Santo Christophorus
  3. Lingkungan  Santo Yohanes Don Bosko
  4. Lingkungan Santa Dorothea
  5. Lingkungan Santo Fransiskus Xaverius
  6. Lingkungan Gregorius Agung
  7. Lingkungan Santo Igntius
  8. Lingkungan Santa Ludovica
  9. Lingku ngan Maeia Regina
  10. Lingkungan Santo Paulus
  11. Lngkungan Santo Petrus Lingkungan Sang Timur
  12. Lingkungan Santo Sthepanus
  13. Lingkungan Santo Thomas Aquinas
  14. Lingkungan Santo Yohanes.
Sejarah tentang Gereja Katolik St. Petrus & Paulus Minomartani dapat anda baca lebih lengkap di sini.
Jadwal Perayaan Ekaristi di Gereja Katolik St. Petrus & Paulus Minomartani, Yogyakarta
Misa Harian (Senin-Sabtu): Pk. 05.30
Misa Jumat Pertama: Pk. 18.00
Misa Mingguan: Pk. 07.00, 17.00