Jumat, 25 Februari 2011
Rabu, 23 Februari 2011
Sumber air Bener
Kesulitan air bersih masih menjadi beban masyarakat Gunungkidul sehari-hari. Banyak sumber mata air di Gunung Kidul salah satunya di desa Bener, Karang Tengah, Wonosari, Gunung Kidul.
Selasa, 22 Februari 2011
Jembatan sesek Pundong
Jembatan ini menghubungkan desa Nangsri dan desa Nambangan, jembatan ini di buat untuk menggantikan jembatan beton yang rusak akibat terkena banjir.Putusnya jembatan tentu saja menghambat aktivitas warga sehari-hari. Sesek sepanjang 47 m yang dikerjakan secara bersama-sama dengan menghabiskan ratusan pohon bambu itulah, yang sangat membantu untuk melancarkan perjalanan menuju pasar Pundong, langkah sederhana ini, tentu saja dapat menggerakan roda perekonomian warga disana, sebab jalan yang baru saja putus itu dapat di pakai untuk jalur ekonomi menuju 2 lokasi penting yaitu pasar Pundong Bantul dan kecamatan pundong. Pembuatan jembatan sesek tersebut sangat bermanfaat bagi penduduk Desa Seloharjo, karena hampir seluruh warga menggunakan jalan tersebut untuk berinteraksi dengan warga diseberang barat sungai.
Minggu, 20 Februari 2011
Jembatan Dodogan
Jembatan ini terletak di Desa Jatimulyo Kecamatan Dlingo Kabupaten BantuI yang berbatasan dengan Desa Ngleri Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul. Pembangunan jembatan ini di mulai pada tahun 2004, pembangunan jembatan ini membawa perubahan yang besar baik dari sisi struktur maupun infrastruktur baik secara ekonomi, sosial maupun budaya. Dari jembatan ini kita bisa melihat panorama alam yang sangat bisa menyegarkan mata.
Jumat, 18 Februari 2011
Ndog abang dan sirih Ganten
Kedua barang ini hanya dijual pada saat perayaan sekaten di kompleks Masjid Gedhe Kauman Yogykarta, konon dipercaya bagi orang yang menjual dan membelinya akan menjadi awet muda. Ndog abang pada dasarnya merupakan telur rebus biasa yang diberi pewarna merah dan hiasan. Sedangkan Ganten terdiri dari daun sirih, injet, bunga kantil, gambir dan tembakau.
Kamis, 17 Februari 2011
Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta
Dilihat dari sejarahnya, kata "grebeg" berasal dari kata "gumrebeg" yang berarti riuh, ribut, dan ramai. Tentu saja ini menggambarkan suasana grebeg yang memang ramai dan riuh. Grebeg sendiri merupakan upacara adat berupa sedekah yang dilakukan pihak kraton kepada masyarakat berupa gunungan. Grebeg Maulud Sekaten di Yogyakarta dilaksanakan hari ini, Rabu, 16 Pebruari 2011 bertepatan dengan tanggal 12 Mulud 1944 (dalam hitungan tahun Jawa). Puncak acara Sekaten dengan diusungnya Gunungan dari Keraton menuju pelataran Masjid Gedhe Yogyakarta untuk di berikan cuma-cuma kepada masyarakat. Seperti biasanya Gunungan akan dikawal oleh sepuluh macam bregodo/kompi prajurit Kraton: Wirobrojo, Daeng, Patangpuluh, Jogokaryo, Prawirotomo, Nyutro, Ketanggung, Mantrijero, Surokarso, dan Bugis. Saat berangkat dari kraton, barisan terdepan adalah prajurit Wirabraja yang sering disebut dengan prajurit lombok abang karena pakaiannya yang khas berwarna merah-merah dan bertopi Kudhup Turi berbentuk seperti lombok. Dalam budaya keraton Yogyakarta setiap tahunnya mengadakan tiga upacara grebeg, yaitu Grebeg Syawal (Idul Fitri), Grebeg Besar (Idul Adha) dan Grebeg Maulud atau sering disebut Grebeg Sekaten (Maulid Nabi Muhammad).
Langganan:
Postingan (Atom)