Selasa, 13 Desember 2011

Kali Gendol Pasca Erupsi Merapi 2010

Hari minggu kemarin (11/12/11) saya berkesempatan berkunjung ke kawasan Kali Gendol,  Yogyakarta, tepatnya di lokasi cek dam atau tanggul penghambat yang berada di desa Tambakan Morangan, Kelurahan Sindumartani, Ngemplak, Sleman. Kali Gendol adalah salah satu sungai yang berhulu di Gunung Merapi yang menjadi luncuran utama awan panas dan lahar dingin. Alur kali sedalam sekitar 3-4 meter dengan lebar sekitar 60 meter kini tertutup atau dipenuhi material vulkanik. Pagi-pagi berangkat dari Yogyakarta berharap dapat awan cerah, tetapi sampai di lokasi Gunung Merapi sedang malu untuk di abadikan karena tertutup awan yang turun pagi itu. Akhirnya saya hanya mengabadikan aktivitas para penambang pasir, di bawah ini beberapa foto yang berhasil saya abadikan.






Jumat, 09 Desember 2011

Keindahan Awan # 02

Tanggal 7 Desember kemarin mungkin bagi pecinta fotografi lanskap adalah waktu yang ditunggu-tunggu, karena cuaca cerah mengembirakan. Begitu pun dengan saya yang suka banget dengan sunset, tapi karena spot gak ada yang bagus akhirnya cuma dapat spot di sawah. Tapi bagi saya moment juga sangat penting. Di bawah ini beberapa moment menjelang senja yang saya abadikan di daerah Klaten, Jawa Tengah.
Semoga bisa dinikmati






Rabu, 23 November 2011

Naik Kuda Keliling Candi Gedong Songo

Jika kita berkunjung ke Candi Gedong Songo tak lengkap jika tidak mendatangi semua candi yang ada di kawasan Candi Gedong Songo. Tetapi tidak semua orang sanggup menjelajahinya, karena kawasan candi ini sangat luas sekali. Tetapi sobat rumput jangan khawatir akan capek, karena di kawasan ini ada jasa penyewaan kuda yang ongkos sewanya terjangkau kantong pengunjung. Berikut ini beberapa aksi pengunjung di atas kuda yang saya abadikan.




Minggu, 20 November 2011

Menjelajah Candi Gedong Songo

Setelah lama berkutat dengan rutinitas pekerjaan, akhirnya ada juga waktu untuk menjelajah tempat-tempat eksotis di Indonesia. Setelah menjelajah Rawa Pening penjelajahan berlanjut ke dataran tinggi Ungaran, yaitu ke Candi Gedong Songo. Bersama tiga teman, kami berangkat dari Salatiga menggunakan motor kesayangan masing-masing.
Kompleks wisata Candi Gedong Songo terletak sekitar 1.200 meter DPL di lereng Gunung Ungaran, tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Jika dari Bandungan, ambil arah ke barat sejauh kurang lebih 15 km.
Jalan menuju lokasi candi berkelok-kelok dan tanjakannya lumayan jahanam, jika kondisi motor tidak baik sudah pasti dapat dibayangkan. Kami pun sempat berhenti di gardu, karena tergoda gadis pemandangan yang ada di bawah, sekalian mendinginkan mesin motor.
istirahat sebentar
tampak Gunung Ungaran
Rasa capek dan lelah melewati tanjakan-tanjakan neraka jahanam terbayar dengan panorama alam menuju ke candi.  Akhirnya sampai juga kami di kawasan wisata Candi Gedong Songo. Kata “Gedong Songo” berasal dari bahasa Jawa “Gedong” yang berarti bangunan dan “Songo” yang berarti sembilan. Meski namanya Gedong Songo, tetapi cuma ada 5 candi saja yang masih berdiri kokoh. Empat candi lainnya cuma puing-puing saja. Semua candi ini terletak menyebar di beberapa bukit ke atas, dengan urutan candi nomor satu berada di paling bawah, kemudian berurutan hingga ke atas.
Mari kita jelajah candi satu persatu sobat rumputilalang

CANDI GEDONG SATU

Untuk menuju ke Candi Gedong Satu sobat rumput harus berjalan sejauh 200 meter melalui jalan setapak yang naik.Candi ini hanya terdiri atas sebuah candi saja. Tetapi ditengarai ada candi perwara, dengan melihat puing-puing di sekitar candi ini.  Bentuk atap candinya terdiri atas 3 tingkat. Masing-masing tingkat dihiasi oleh segitiga-segitiga dengan ukiran yang cantik. Yang unik, di dalam candi pertama ini, kita dapat menemukan Yoni namun tanpa Lingga.

CANDI GEDONG DUA
hutan pinus menuju area Candi Gedong Dua
Perjalanan berlanjut ke candi kedua. Candi kedua terdiri atas sebuah candi saja. Namun kita juga dapat menemukan puing-puing yang ditengarai merupakan candi perwara. Candi ini kondisinya yang paling baik di antara candi-candi lainnya.
Karena di areal Candi Gedong Dua banyak pengunjung saya putuskan mengabadikan candi dari atas.

CANDI GEDONG TIGA
tampak pemandangan di bawah yang diambil dari Candi Gedong Tiga
dari sudut yang berbeda
Di komplek ini ada tiga candi yang berdiri kokoh. Sebuah candi perwara di samping candi utama dan sebuah bangunan semacam ruang penyimpan di depan candi utama. Atap candi utama terdiri atas 4 tingkat dengan hiasan stupa dan Antefix, atap candi perwara teridiri atas 3 tingkat dengan hiasa stupa dan Antefix, serta bangunan di depan candi utama yang beratap stupa berderet 3 buah.
tampak taman dan pemandian air hangat dari Candi Gedong Tiga



CANDI GEDONG EMPAT
kabut mulai turun
Candi keempat ini mempunyai keunikan tersendiri. Ditengarai ada 8 candi perwara yang mengelilingi candi utama. Ini bisa dilihat dari puing-puing yang berformasi 2 candi di samping kanan-kiri, sebuah di belakang, dan 3 buah di depan candi utama. Atap candi utama terdiri atas 4 tingkat, di mana masing-masing tingkat terdapat hiasan stupa. Pada dinding candi utama di sebelah selatan, terdapat sebuah arca yang tidak jelas arca siapa.
satu candi yang masih satu area dengan Candi Gedong Empat


CANDI GEDONG LIMA 
kabut mulai turun di Candi Gedong Lima
Candi kelima ini bentuknya mirip dengan candi keempat. Atap 4 tingkat dengan hiasan stupa, serta puing-puing candi perwara di sekitar candi utama. Candi terakhir ini banyak dikunjungi para wisatawan karena tempatnya yang luas, sekaligus untuk beristirahat. Ada juga yang berfoto dengan menggunakan Gunung Ungaran sebagai backgroundnya. 
aksi fotografer keliling
Akhirnya penjelajahan sembilan candi pun berakhir, waktunya untuk turun bukit karena kabut juga sudah turun lumayan tebal. Perjalanan turun juga tidak kalah serunya dengan perjalanan pada waktu naik, kita akan disuguhi pamandangan ladang-ladang milik penduduk sekitar yang ditanami berbagai macam sayuran, bunga dan juga hutan pinus.
  

Senin, 22 Agustus 2011

Candi Banyunibo, Keindahan Yang Tersembunyi


Perburuan candi masih saya lanjutkan, hari Sabtu kemarin (20/08/2011) dari Kota Klaten saya langsung meluncur ke arah Candi Banyunibo. Rutenya  yaitu dari pertigaan Prambanan ambil arah kiri, yaitu menuju jalan Jogja-Piyungan. Ikuti jalan sampai ada papan penunjuk arah ke Candi Boko, kemudian ke kiri. Ada perempatan lurus saja, kalau ke kiri kita menuju Candi Boko, kalau ke kanan ke arah Candi Ijo. Dari jalan ini sempat tersesat sebentar karena wujud candi tidak terlihat dari kejauhan karena tertutup pohon tebu yang tinggi. Tapi akhirnya ketemu juga, sebelum jembatan ambil arah ke kanan.
Candi Banyunibo terletak di Dusun Cepit, Kelurahan Bokoharjo, Prambanan, Yogyakarta. Candi Banyunibo dalam bahasa jawa berarti air yang jatuh atau menetes. Candi ini dibangun pada sekitar abad ke-9 pada saat zaman Kerajaan Mataram Kuno. Pada bagian atas candi ini terdapat sebuah stupa yang merupakan ciri khas agama Buddha. Keadaan dari candi ini terlihat masih cukup kokoh dan utuh dengan ukiran relief kala-makara dan bentuk relief lainnya yang masih nampak sangat jelas. Candi yang mempunyai bagian ruangan tengah ini pertama kali ditemukan dan diperbaiki kembali pada tahun 1940-an, dan sekarang berada di tengah wilayah persawahan.
Untuk tiket masuk pengunjung dewasa dikenai biaya Rp 2000,- sedangkan anak-anak Rp 1000,-.

Jumat, 05 Agustus 2011

Pohon Randu (Galeri Foto)

Di bawah ini beberapa koleksi pohon randu selama musim kemarau yang saya abadikan di berbagai daerah di Jawa Tengah dalam berbagai kondisi.




Selasa, 02 Agustus 2011

Motret Benda Bersinar Alias Bulan

Salah satu benda angkasa yang bersinar adalah bulan, hampir setiap malam kita pasti melihatnya.
Seumur hidup baru kali ini niat saya motret bulan kesampaian, foto-foto bulan ini saya abadikan pada saat terjadi peristiwa langka yaitu pada saat gerhana bulan total yang terjadi tanggal 16/6/2011. Berbekal kamera pinjaman, bersama teman kami cari spot yang bagus, sekitar setengah jam kami muter-muter akhirnya gak dapat spot yang diharapkan, akhirnya kembali lagi ke rumah teman dan dapat spot di sekitar rumah teman saya yaitu dekat sawah-sawah. Yang perlu diperhatikan dalam njepret  memotret bulan antara lain:
1. Sifat datang bulan yang memantulkan cahaya
2. Bulan merupakan bidang terang kecil di tengah-tengah kegelapan
3. Bulan senantiasa bergerak
4. Letak bulan sangat jauh, sedikit getaran saja akan menyebabkan kabur blur atau dalam fotografi disebut shake.

Sedikit berbagi tips untuk memotret bulan yang sebaiknya dilakukan adalah:
1. Gunakan tripod
2. Gunakan lensa dengan fokus yang cukup panjang, minimal 300 mm
3. Gunakan spot metering
4. Gunakan mode manual
--> Setting ISO 100 atau 200
--> Setting aperture f/5.6 atau f/8
--> Lakukan beberapa pemotretan dengan speed bervariasi
5. Jika perlu gunakan manual fokus
Dalam mengabadikan foto bulan akan lebih menarik dan bercerita, jika dikombinasi dengan objek lain sebagai foreground (latar depan), seperti pepohonan, gedung, gunung, laut, dan lain-lain. Sayangnya, di sekitar rumah teman saya tak ada objek menarik untuk berduan bersanding dengan bulan.

Senin, 01 Agustus 2011

Motret Pagelaran Wayang Kulit

Hari Kamis kemarin (28/7/2011) saya motret pagelaran wayang dalam rangka mengakhiri rangkaian akhir Hari Ulang Tahun Kota Klaten yang ke 207. Bertempat di alun alun Kota Klaten wayang kulit digelar semalam suntuk dengan Ki dalang H. Anom Suroto, juga menampilkan  Tokoh Gareng dan Yati Pesek dari Yogyakarta. Pagelaran wayang kulit ini adalah kali kedua saya memotretnya, yang pertama saya memotretnya di RSPD, dua-duanya tidak sampai selesai karena sudah gak tahan kuat dan pagi harus kerja hehehe. Pagelaran wayang kulit ini di hadiri Bupati Klaten H. Sunarno.