Belum selesai saya mengambil gambar di Pasar Legi Pak Tijab lalu memanggil saya kemudian beliau mengajak saya ke salah satu tempat ibadah oarang Thionghoa yaitu Klenteng Hok Tek Tong. Letaknya tidak terlalu jauh dari pasar Legi, perjalanan kurang lebih 15 menit. Berada di pinggir jalan Letnan Suwaji no. 6 Parakan.
Begitu masuk lokasi klenteng rasa tenang dan adem langsung terasa, melihat bentuk bangunannya masih tampak kokoh dengan rangka yang mayoritas terbuat dari kayu padahal usianya sudah ratusan tahun.
Tidak ada yang tahu persis kapan Klenteng dengan Kong Co utama Hok Tek
Ceng Sin (Dewa Bumi) ini berdiri, dari bukti yang ada, diketahui
pertama kali dipugar pada tahun 1852 selanjutnya secara berturut-turut
dilakukan pemugaran pada 1882, 1940, 1958, 1965 dan terakhir di tahun
2010 ini.
Ada hal yang unik dari Klenteng Hok Tek Tong yaitu terbuka pada setiap agama dan setiap umat yang hendak beribadah di
tempat tersebut. Di gerbang pintu masuk Klenteng, terutulis dengan
huruf mandarin (sejak tahun 1853) bǎo hù wǒ men píng mín
yang artinya lindungilah kami rakyat jelata. Dengan moto ini, beragam
agama banyak yang melakukan sembahyang disini, termasuk orang Islam dan
Nasrani.
Tentang Hikayat Berdirinya Klenteng Hok Tek Tong Parakan dapat anda lanjutkan di sini.
saya pernah lewat ke sini :)
BalasHapuskapan2 wajib mampir ke sini nih...
wajib mampir mas
HapusAda tulisan "Lindunginlah Kami Rakyat Jelata" berarti klenteng khusus rakyat jelata hahaha #kaburrrr
BalasHapusbelum sempet tanya sob
Hapusapa filosofi di balik tulisan "lindungilah kami rakyat jelata"?
BalasHapusSaya pernah ke Parakan, sayang tidak mampir ke Kelenteng HTT ini....
BalasHapusSaya pernah ke Parakan tapi sayang tidak mampir ke Kelenteng HTT yang indah ini...
BalasHapus