Tampilkan postingan dengan label jembatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jembatan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 27 Agustus 2014

Jembatan Kayu Tua Kali Rambut

Lokasi jembatan kayu ini berada di perbatasan antara Kabupaten Pemalang dengan Kabupaten Tegal, kalau tidak salah di desa Warureja. Di bawah ini saya sertakan peta lokasi berdasarkan pencarian dengan fasilitas google map.
peta Pemalang
Saya menemukan jembatan kayu ini juga secara tidak sengaja, awalnya kami berdua bersama seorang teman meliput acara di Pabrik Gula Sumberharjo Pemalang. Setelah acara selesai kami iseng menyusuri jalan ke arah keluar dari Pabrik Gula Sumberharjo.


Kurang lebih tiga kilometer kami menyusuri jalan kami berhenti di sebuah jembatan baru, sambil beristirahat santai. Saat bersantai saya gunakan untuk melihat sekitar jembatan, dan tepat disebelah jembatan yang tampak masih baru ini saya melihat jembatan kayu yang sudah nampak tua terlihat dari struktur jembatan yang sudah tidak lengkap serta kayu-kayu yang sudah mulai keropos.
Jembatan kayu ini berada di atas kali rambut atau sungai rambut, entah kenapa disebut kali rambut mungkin karena halusnya aliran air sungai seperti rambut. Tentang sejarah jembatan ini juga tidak banyak info yang bisa saya peroleh bahkan teman saya pun yang asli orang Pemalang juga tidak tahu.


Di sekitar jembatan baru tidak banyak aktivitas kendaraan yang lau lalang, tiap menit bisa dihitung dengan jari. Sesekali truk juaga lewat, mungkin karena bukan jalan utama sehingga tidak begitu padat merayap.

Pemandangan di bawah jembatan juga lumayan luas, sayang air pada saat kami datang berwarna coklat mungkin malam harinya turun hujan.

Bagi warga Pemalang dan sekitarnya yang mengetahui sejarah tentang jembatan kayu tua ini bisa memberikan komentar, untuk melengkapi postingan ini. Bagi pecinta jembatan tua bisa langsung datang ke lokasi.

Jumat, 30 Agustus 2013

Plengkung Merah Campursari Bulu Temanggung

terowongan merah
Dilihat dari bentuknya bangunan ini tidak begitu melengkung tetapi masih bisa dikatagorikan melengkung atau orang Jawa menyebutnya plengkung. Lokasi plengkung berada di Desa Campursari Bulu , Temanggung, Jawa Tengah.
di atas plengkung
Masih berkaitan dengan terowongan di Medari Sleman, ternyata plengkung Campursari dulunya adalah jalur rel kereta api. Karena jalur rel kereta api sudah tidak berfungsi sekarang plengkung ini dialih fungsikan menjadi jembatan penyeberangan. Di bawah plengkung ada tiga terowongan yang bisa dilewati kendaraan baik roda dua maupun roda empat.
view dari atas plengkung

Kamis, 29 Agustus 2013

Yang tersisa dari terowongan Ganjuran Medari Sleman

Berawal dari membaca blog sahabat tentang foto terowongan di daerah Medari, akhirnya saya bisa temukan juga lokasi bekas terowongan yang dulunya pernah dilewati jalur kereta api jurusan Magelang-Yogyakarta.
Lokasinya berada di Desa Ganjuran Caturharjo Sleman Yogyakarta. Untuk menuju lokasi pembaca bisa melewati jalan Magelang, sebelum pom bensin Medari belok ke kiri, ikuti saja jalan tersebut dari kejauhan sudah tampak.

Jembatan Blaburan- Jembatan di perbatasan Jogja-Magelang

Jembatan ini berada di Dusun Blaburan, Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Magelang. Letaknya berbatasan dengan dua daerah yaitu wilayah Sleman dan wilayah Magelang.
Panjang jembatan kurang lebih 25 meter. Ada dua jembatan, di sisi utara adalah jembatan lama dan sudah tidak dipergunakan sedangkan di sisi selatan adalah jembatan baru yang sampai sekarang masih dipergunakan.
jembatan lama

jembatan baru
Pada saat jalur Jogja-Magelang terkena banjir lahir dingin gunung Merapi, jembatan Blaburan menjadi jalur alternatif Jogja-Semarang. Ini kali ke tiga saya melewatinya dan berkesempatan mengabadikannya.
tugu batas wilayah Jawa Tengah

Selasa, 14 Mei 2013

Jembatan Lama Kali Galeh Parakan Temanggung

Melanjutkan perjalanan dari bekas Stasiun Parakan saya menemui sebuah kreteg (jembatan) tua di sebelah kanan jalan Parakan- Magelang tepatnya di Kelurahan Parakan Wetan Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung. Jembatan ini berada di atas sungai Galeh, dulunya jembatan ini berfungsi sebagai jembatan utama memasuki kota Parakan, Temanggung.
Konstruksi bangunan jembatan ini masih kokoh meskipun demikian jembatan ini hanya diperuntukkan untuk pejalan kaki, sepeda motor dan sepeda. Untuk kendaraan roda empat melewati jembatan baru yang ada diselah jembatan lama ini. Dari info yang saya peroleh dari sini, pada masa penjajahan Belanda, jembatan ini pernah dibumihanguskan para pejuang untuk menghalau penjajah memasuki kota Parakan.

Di sisi jembatan tampak pemandangan daerah Temanggung dan sekitarnya, ketika sedang mengabadikan jembatan ad seorang bapak yang sedang berdiri di pinggir jembatan. Dengan berjalan pelan saya hampiri beliau, namanya pak Tijab saya mencoba menanyakan tentang sejarah jembatan kali galeh.
Menurut beliau jembatan kali Galeh lama sudah tidak digunakan sebagai jembatan utama sekitar tahun 90 an. Beliau cukup tahu sejarah jembatan ini karena rumah beliau tidak jauh dari letak jembatan tersebut yaitu Kenyengsari yang masih masuk Kelurahan Parakan Wetan.

Minggu, 03 Maret 2013

Jembatan Gantung Srowol, Kecamatan Mungkid

Menambah satu lagi koleksi jembatan gantung, jembatan gantung kali ini berada di Srowol, Progowati, Kecamatan Mungkid, Magelang, Jawa Tengah.
Sudah lama pingin motret jembatan gantung ini, tapi baru kesampaian hari minggu (24/02/13) kemarin. Perjalanan pulang dari Muntilan ke Jogja sengaja lewat jalur Ngluar-Kalibawang Kulonprogo agar bisa mampir motret jembatan gantung Srowol.
 - Rute yang bisa dilalui kalau dari Pasar Muntilan, setelah pasar Muntilan di kiri jalan kalau   dari arah Jogja ada papan penunjuk ke arah Sendangsono,ambil arah ke kiri.
 - Ikuti jalan lurus yang lumayan jauh sampai mentok pertigaan, di sana sudah ada papan penunjuk arah. Kalau ke kiri Kalibawang sedangkan ke kanan arah Borobudur.
 - Ambil jalur ke arah kanan dan ikuti jalan tersebut, jembatan gantung beradadi jalur tersebut.
Jembatan gantung Srowol diresmikan pada tahun 2012 oleh Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, jembatan ini menggantikan jembatan lama yang diterjang lahar dingin Merapi. Panjang jembatan 120 meter, dan lebar 3 meter dan hanya cukup dilewati oleh satu kendaraan roda empat sedangkan truk dan kendaraan besar lainnya dilarang melalui jembatan ini. Kendaran bermotor dan sepeda ontel tentunya boleh lewat.
Rencana mau ambil angle dari tengah jembatan, tetapi karena saat itu jembatan gantung sedang ramai kendaraan yang akan melintas akhirnya saya batalkan. Di saat hari tertentu jembatan gantung Srowol padat dengan kendaraan yang akan mengantri, seperti pada saat Lebaran tahun kemarin karena jembatan gantung ini juga menjadi jalur alternatif Jogja-Magelang. Maka untuk mengurangi beban berlebih diberlakukan sistem buka tutup.

Sabtu, 29 Desember 2012

JEMBATAN GANTUNG DUWET, Jembatan Bersejarah


Keberadaan jembatan gantung ini saya ketahui pada saat gunung Merapi meletus tahun 2010 lalu, karena pada saat itu daerah Muntilan banyak jalan yang tidak bisa dilewati maka saya mengambil jalur melewati Kulon Progo. Pada saat melewati jalur itu ketemulah jembatan gantung bersejarah ini.Dan yang ke dua kalinya pada saat perjalanan menuju Gua Maria Sendang Sono.
pengendara motor melintasi jembatan
Jembatan gantung ini bernama Jembatan Duwet atau masyarakat sekitar menyebutnya kretek gantung, berada di atas sungai Progo. Dinamakan Duwet karena berada di Dusun Duwet, Desa Banjarhajo Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kenapa jembatan gantung ini bersejarah?
sisi selatan
sisi utara
Jembatan gantung Duwet dibangun pada masa  penjajahan Belanda yang berfungsi untuk mempermudah transportasi ke dua daerah yaitu Dusun Duwet dan Dusun Gutekan, Dusun Gutekan berada di Des Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Jembatan gantung Duwet hanya dikhususkan bagi pejalan kaki, sepeda dan sepeda motor.
khusus untuk sepeda
di bagian bawah ada curug kecil
Pada saat saya berjalan ke tengah jembatan karena mau mengambil view bagian bawah jembatan, kebetulan ada sepeda motor yang lewat goyangannya lumayan bikin adrenalin naik karena jarak antara sungai ke jembatan lumayan tinggi. Ngeri juga kalau jatuh....
Jadi bagi yang mau merasakan sensasi goyangannya silahkan mencoba melewati jembatan gantung Duwet
di ambil dari rerimbunan sisi utara

Jumat, 26 Oktober 2012

Jembatan Tua Sumber Kulon Berbah

Setelah lama sekali gak posting di blog, akhirnya bisa bikin postingan juga. Postingan kali ini tentang perburuan jembatan yang ada di Jogjakarta, baik jembatan gantung maupun jembatan tua.
Sebenarnya tidak ada yang spesial dengan jembatan ini, hanya besi tua tetapi masih kokoh berdiri. Entah kenapa saya jadi tertarik untuk mengexplor jembatan ini. Jembatan ini berada di atas sungai Nggrembyangan yang berada di wilayah Sumber Kidul, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman.
Tidak sulit untuk menemukan jembatan ini, dari Blok O ke arah timur, ikuti jalan tersebut sampai menemukan pertigaan, kemudian ambil kiri di tandai gapura yang bertuliskan Sumber Kulon. Ikuti jalan tersebut sampai jalan menurun, kemudian anda akan menemui sebuah jembatan, jembatan tua berada di sebelah kanan jembatan baru tersebut.
Beberapa kali saya melewati jembatan tua ini banyak kegiatan yang ada di bawah jembatan, yang pernah saya lihat antara lain kegiatan para resimen mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan turun ke bawah dengan menggunakan tali, ada juga anak-anak sma yang sedang kumpul-kumpul entah kelompok belajar atau sekedar ngobrol yang tidak kalah menarik ternyata jembatan ini juga sering di pakai untuk sesi pemotretan. Banyaknya pepohonan di sekitar sungai membuat hawa di sekitar menjadi segar, membuat orang-orang yang datang betah berlama-lama berada di bawah jembatan. Sempat juga saya pergoki sepasang muda mudi yang sedang memadu kasih.
Yang menarik, tekstur batu-batu yang ada di sungai ini berbeda dengan sungai kebanyakan yang di kiri kanan sungai biasanya berupa tanah, tidak banyak info yang bisa didapat dari uniknya teksture batuan di sungai ini.

Untuk turun ke bawah anda bisa melewati samping jembatan baru, bisa dari sebelah barat atau timur. Kalau dari sebelah timur, anda bisa sekalian memarkir kendaraan karena kalau anda memarkir kendaraan di atas jembatan akan rawan dari tindak kriminal dan tentu saja jauh dari pengawasan anda.
Pada saat saya datang ke sini kebetulan sedang musim kemarau sehingga tekstur batu-batu masih dapat dinikmati, karena kalau musim penghujan aliran air cukup deras. Dari bawah jembatan saya coba menyusuri sungai melewati batu-batu yang ada di pinggir sungai.
 Semakin ke selatan debit air mulai banyak dan membentuk seperti telaga kecil, kebetulan ada anak-anak sekitar yang sedang bermain air dari ekspresi wajah bocah-bocah tersebut, mereka tampak senang dengan permainan yang mereka lakukan di air.
Dari telaga kecil sebenarnya saya masih penasaran pingin menyusuri aliran sungai tersebut, tetapi dengan pertimbangan jauh dari lokasi parkir karena mengkhawatirkan kendaraan akhirnya rencana menyusuri sungai saya akhiri. Tips bagi anda yang pingin menyusur sungai, lebih baik sobat menitipkan kendaraan di rumah penduduk sekitar.
 

Kamis, 08 Maret 2012

Jembatan Gantung Pagerjurang Cangkringan

Berawal dari foto di harian Kompas tentang jembatan gantung baru di daerah Kepuharjo saya jadi tertarik untuk mendatangi langsung jembatan baru itu. Maka pada hari minggu (04/03/12) saya berkesempatan mengunjungi jembatan itu.
pengendara motor melewati jembatan
Berangkat dari Jogja pukul 8 pagi, cuaca mendung tidak menghalangi niat saya untuk berburu jembatan dan menambah koleksi jembatan yang saya abadikan.
Sampai di lokasi yaitu di Dusun Pagerjurang, Kepuharjo, Cangkringan Sleman tepatnya di sebelah timur Merapi Golf. Suasana masih sangat sepi hanya ada beberapa remaja  di tengah-tengah jembatan yang sedang mengabadikan rekan-rekannya.
diabadikan dari sisi timur
diabadikan dari sisi barat
Jembatan gantung sepanjang 90 meter ini memakai seling atau tali besi yang dikaitkan pada dua sisi badan tebing Kali Opak. Jembatan ini menghubungkan dua desa yaitu Umbulharjo dan Kepuharjo. Usia jembatan ini diperkirakan bisa bertahan hingga 10 tahun ke depan. Jembatan gantung Pagerjurang bisa dilewati kendaraan roda empat maksimal setinggi dua meter dengan berat maksimal 3,5 ton.
view di sisi selatan jembatan
Jika anda sedang beruntung atau cuaca sedang bersahabat, anda dapat menyaksikan pesona gunung Merapi dari jembatan gantung ini.
view dari sisi utara jembatan

Selasa, 22 Februari 2011

Jembatan sesek Pundong




Jembatan ini menghubungkan desa Nangsri dan desa Nambangan, jembatan ini di buat untuk menggantikan jembatan beton yang rusak akibat terkena banjir.Putusnya jembatan tentu saja menghambat aktivitas warga sehari-hari. Sesek  sepanjang 47  m yang dikerjakan secara bersama-sama dengan menghabiskan ratusan pohon bambu itulah, yang sangat membantu untuk melancarkan perjalanan menuju pasar Pundong, langkah sederhana ini, tentu saja dapat menggerakan roda perekonomian warga disana, sebab jalan yang baru saja putus itu dapat di pakai untuk jalur ekonomi menuju 2 lokasi penting yaitu pasar Pundong Bantul dan kecamatan pundong. Pembuatan jembatan sesek tersebut sangat bermanfaat  bagi penduduk Desa Seloharjo, karena hampir seluruh warga menggunakan jalan tersebut untuk berinteraksi dengan warga diseberang  barat sungai.

Minggu, 20 Februari 2011

Jembatan Dodogan





Jembatan ini terletak di Desa Jatimulyo Kecamatan Dlingo Kabupaten BantuI yang berbatasan dengan Desa Ngleri Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul. Pembangunan jembatan ini di mulai pada tahun 2004, pembangunan jembatan ini membawa perubahan yang besar baik dari sisi struktur maupun infrastruktur baik secara ekonomi, sosial maupun budaya. Dari jembatan ini kita bisa melihat panorama alam yang sangat bisa menyegarkan mata.